Senin, 11 Mei 2009
Well… seperti berbalas pantun aza… strategi Yamaha pun lumayan smart… at least berusaha membendung Honda …!!! Yaagh… ketika publik mulai terhujam oleh tajamnya Blade… dan keperkasaan Yamaha mulai dicoba ditandingi oleh Beat… namun Yamaha cepet ngerubah jurus…!!! Sadar bahwa “Mio Smile” kurang tersenyum lepaz di penjualan… pihak Yamaha segera mengeluarkan “new product line”… yang bakalan membuat konsumen tersenyum lepazzz… !!!
Harus diakui.. bahwa design New Mio 2009 ini, .. lebih bagus dibandingkan Mio 2008… definitely … !!! Kesannya sporty abieezz…. bolongan dibawah head lamp.. seolah meniru gaya yamaha R-1…!!! So disini gue ngeliat jelas… Yamaha bermain-main dengan mindset konsumen… !!! Sekali kena.. hmmm… membuat konsumen “loyal” dan teruz membuat Yamaha mendominasi di segment skutik… yang memang cukup pesat pertumbuhannya …!!! So.. apa yang harus dilakukan Yamaha… ??? Secepatnya New Mio ini dilaunching ke pasar… !!! Ditanya kenapa …??? Vega ZR… agak berat buat ngelawan tajamnya Honda Blade…!!! So.. strateginya adalah mengalihkan konsumen bebek… ke segment skutik…!!! Jika harganya mahal sedikit laagh dibandingkan Mio 2008, katakanlah Rp. 12 jeti on the road… maka konsumen… pasti akan tergoda… !!! Lha wong selisih dengan Honda Blade Rp. 1.5 jeti… engine sudah teruji kok… tampilan lebih fresh… apalagi.. ??? Terlebih tersedia juga… yang product spoke wheel.. buat menyapu bersih konsumen bawah… !!! So… the problem is time …??? Semakin lelet.. dilaunching… pengaruh Blade dan Beat… akan semakin kuat… !!! Ndak percaya… yoooo luweeeeh… !!!
Selasa, 05 Mei 2009
Ndeteksi mesin Lewat Oli
Mengetahui kerusakan mesin sejak dini bisa mencegah keluarnya ongkos lebih banyak. Coba bayangin seandainya mobil overhead karena pelumasnya berkurang, tetap dipaksa jalan. Bisa-bisa seluruh komponen yang bergesekan akan berantakan. Kalau sudah begini pasti akan keluar ongkos lebih banyak bukan?
Balik lagi seputar mengetahui mesin sejak dini, ternyata bisa dideteksi lewat warna oli. Ya ibarat air dimasukkan ke dalam wadah yang bersih, jika dituang keluar pasti tetap akan jernih. Berbeda jika tempat yang digunakan bagian dalamnya ada yang keropos atau kotor, pasti warnanya akan berubah pula. Hal yang sama seperti kondisi oli di dalam mesin.
“Perubahan warna oli mesin bisa menentukan apakah komponen di dalam dapur pacu masih sehat atau sudah banyak kerusakan. Cukup dari warna oli saja bisa untuk menyimpulkan kondisi mesin,” ujar Akon dari bengkel ART di bilangan Jl. Panjang, Kedoya, Jakbar. Seperti apa saja sih warnanya?
KUNING BENING
Ini jika kondisi oli masih bagus dan baru. Keadaan mesin juga belum dinyalakan. Atau jika sudah dihidupkan belum terlalu lama. “Kebanyakan oli berkelir kuning bening, kalau aslinya enggak kuning bisa saja. Tetapi pada umumnya kuning,” terang Akon lagi.
COKELAT KEKUNINGAN
Biasanya karena mesin sudah pernah digunakan untuk berjalan. Kondisi masih terbilang normal, kalau dihitung jarak sekitar 1.000-2.000 km. “Enggak perlu pergantian, cukup digunakan hingga jarak tempuh habis.”
HITAM
Oli mesin berwarna hitam disebabkan mobil sudah berjalan sekitar 3.000-4.000 km. Sebaiknya diganti dengan yang baru, maksimal pemakaian hingga 5.000 km. Lebih dari itu mesin bisa cepat panas. Akibatnya bisa merusak komponen mesin.
Tetapi jika baru dipakai beberapa minggu oli sudah hitam, berarti bagian dalam mesin ada masalah. “Bisa disebabkan dari banyaknya kerak di dalam mesin karena usia mobil sudah lebih dari lima tahun.”
Mengatasinya bisa dengan melakukan flush dan mengganti oli serta filter baru. Pembilasan bisa dilakukan 2 atau 3 kali agar lebih bersih.
HITAM KOTOR
Kotor di sini maksudnya adalah oli bercampur gram atau butiran besi halus sisa gesekan antar komponen. Artinya peranti bagian dalam dapur pacu sudah ada yang aus.
Oli yang sudah lama dipakai menyebabkan fungsi pelumasannya berkurang. Apabila tidak segera diganti, suhu mesin cepat naik dan gesekan antar komponen yang tidak berlapis oli mengakibatkan komponen cepat aus ditandainya munculnya butiran besi tadi.
Tetapi selama tidak ada bunyi kasar yang timbul dari dalam, mesin masih bisa dipakai. Namun seharusnya segera ganti oli dan filter dengan yang baru. Dan disarankan pula untuk memeriksa komponen dalam mesin.
Jika dibiarkan akan menimbulkan kerusakan komponen, seperti metal jalan, metal duduk bahkan dinding silinder akan baret. Kalau sudah begini bisa keluar biaya sekitar Rp 5-6 juta buat turun mesin.
PUTIH SUSU
Hal ini akibat tercampurnya oli dengan air. Penyebabnya bisa dari packing head rembes, oil cooler bocor atau dudukan filter oli. Seperti Isuzu Panther, Daihatsu Feroza, Taruna dan lainnya. Sehingga jika ada kebocoran air dapat masuk tercampur dengan pelumas. Kalau sudah begini ganti peranti pendingin oli dan filter dengan yang baru. Harganya berkisar Rp 700 ribuan.
Jika oil cooler masih bagus, penyebab lainnya bisa karena kondisi mesin yang sering panas. Bisa karena kipas rusak, thermostat macet dan lainnya. Akibatnya lama-lama packing head melengkung sehingga air bisa masuk dari luar saat mencuci. Mau enggak mau harus turun setengah.
Ganti packing baru dan silinder head dibubut biar rata. Biayanya kurang lebih 2 jutaan. Kalau dibiarkan bisa menimbulkan munculnya gram (butiran besi) dan merusak onderdil mesin yang lain. Bagaimana, gampang bukan?
Balik lagi seputar mengetahui mesin sejak dini, ternyata bisa dideteksi lewat warna oli. Ya ibarat air dimasukkan ke dalam wadah yang bersih, jika dituang keluar pasti tetap akan jernih. Berbeda jika tempat yang digunakan bagian dalamnya ada yang keropos atau kotor, pasti warnanya akan berubah pula. Hal yang sama seperti kondisi oli di dalam mesin.
“Perubahan warna oli mesin bisa menentukan apakah komponen di dalam dapur pacu masih sehat atau sudah banyak kerusakan. Cukup dari warna oli saja bisa untuk menyimpulkan kondisi mesin,” ujar Akon dari bengkel ART di bilangan Jl. Panjang, Kedoya, Jakbar. Seperti apa saja sih warnanya?
KUNING BENING
Ini jika kondisi oli masih bagus dan baru. Keadaan mesin juga belum dinyalakan. Atau jika sudah dihidupkan belum terlalu lama. “Kebanyakan oli berkelir kuning bening, kalau aslinya enggak kuning bisa saja. Tetapi pada umumnya kuning,” terang Akon lagi.
COKELAT KEKUNINGAN
Biasanya karena mesin sudah pernah digunakan untuk berjalan. Kondisi masih terbilang normal, kalau dihitung jarak sekitar 1.000-2.000 km. “Enggak perlu pergantian, cukup digunakan hingga jarak tempuh habis.”
HITAM
Oli mesin berwarna hitam disebabkan mobil sudah berjalan sekitar 3.000-4.000 km. Sebaiknya diganti dengan yang baru, maksimal pemakaian hingga 5.000 km. Lebih dari itu mesin bisa cepat panas. Akibatnya bisa merusak komponen mesin.
Tetapi jika baru dipakai beberapa minggu oli sudah hitam, berarti bagian dalam mesin ada masalah. “Bisa disebabkan dari banyaknya kerak di dalam mesin karena usia mobil sudah lebih dari lima tahun.”
Mengatasinya bisa dengan melakukan flush dan mengganti oli serta filter baru. Pembilasan bisa dilakukan 2 atau 3 kali agar lebih bersih.
HITAM KOTOR
Kotor di sini maksudnya adalah oli bercampur gram atau butiran besi halus sisa gesekan antar komponen. Artinya peranti bagian dalam dapur pacu sudah ada yang aus.
Oli yang sudah lama dipakai menyebabkan fungsi pelumasannya berkurang. Apabila tidak segera diganti, suhu mesin cepat naik dan gesekan antar komponen yang tidak berlapis oli mengakibatkan komponen cepat aus ditandainya munculnya butiran besi tadi.
Tetapi selama tidak ada bunyi kasar yang timbul dari dalam, mesin masih bisa dipakai. Namun seharusnya segera ganti oli dan filter dengan yang baru. Dan disarankan pula untuk memeriksa komponen dalam mesin.
Jika dibiarkan akan menimbulkan kerusakan komponen, seperti metal jalan, metal duduk bahkan dinding silinder akan baret. Kalau sudah begini bisa keluar biaya sekitar Rp 5-6 juta buat turun mesin.
PUTIH SUSU
Hal ini akibat tercampurnya oli dengan air. Penyebabnya bisa dari packing head rembes, oil cooler bocor atau dudukan filter oli. Seperti Isuzu Panther, Daihatsu Feroza, Taruna dan lainnya. Sehingga jika ada kebocoran air dapat masuk tercampur dengan pelumas. Kalau sudah begini ganti peranti pendingin oli dan filter dengan yang baru. Harganya berkisar Rp 700 ribuan.
Jika oil cooler masih bagus, penyebab lainnya bisa karena kondisi mesin yang sering panas. Bisa karena kipas rusak, thermostat macet dan lainnya. Akibatnya lama-lama packing head melengkung sehingga air bisa masuk dari luar saat mencuci. Mau enggak mau harus turun setengah.
Ganti packing baru dan silinder head dibubut biar rata. Biayanya kurang lebih 2 jutaan. Kalau dibiarkan bisa menimbulkan munculnya gram (butiran besi) dan merusak onderdil mesin yang lain. Bagaimana, gampang bukan?
Langganan:
Postingan (Atom)